Rijsttafel - www.healthnote25.com |
Rijsttafel (dibaca
"rèisttafel" secara harfiah dalam Bahasa Belanda berarti "meja
nasi") merupakan cara penyajian makanan berurutan dengan pilihan hidangan
dari berbagai daerah di Nusantara.
Cara penyajian seperti ini berkembang pada
masa kolonial Hindia Belanda yang memadukan etiket dan tata cara perjamuan
resmi Eropa dengan kebiasaan makan penduduk setempat yang mengkonsumsi nasi
sebagai makanan pokok dengan berbagai lauk-pauknya. Cara penyajian ini populer
di kalangan masyarakat Eropa-Indonesia, namun tetap digemari di Belanda dan dihidupkan
lagi di Indonesia pada masa kini.
Rijsttafel pada dasarnya
adalah konsep penyajian makanan lengkap sesuai tata cara perjamuan resmi ala
Eropa, yang diawali dengan makanan pembuka (appetizer), lalu makanan utama, dan
diakhiri dengan makanan penutup.
Ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa rijsttafel mengadopsi cara penyajian "hidang" (berbagai hidangan disajikan dalam piring-piring kecil) pada rumah makan Nasi Padang, dari Sumatera Barat. Titik berat rijsttafel ditujukan pada cara penyajian dan kemeriahannya.
Ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa rijsttafel mengadopsi cara penyajian "hidang" (berbagai hidangan disajikan dalam piring-piring kecil) pada rumah makan Nasi Padang, dari Sumatera Barat. Titik berat rijsttafel ditujukan pada cara penyajian dan kemeriahannya.
Dalam rijsttafel, makanan
yang disajikan bukanlah masakan Eropa melainkan masakan Nusantara, masakan
"hibrida" barat, Asia, dan Nusantara, serta —sebagian kecil— makanan
Barat. Yang terakhir ini biasanya yang berkaitan dengan minuman beralkohol,
seperti bir, anggur atau gin.
Menu yang disajikan dengan
cara ini bervariasi, tergantung selera. Menu standar biasanya melibatkan nasi
goreng, rendang, opor ayam, sate (babi), dilengkapi dengan kerupuk dan sambal.
Meskipun masakan yang
disajikan tanpa diragukan lagi adalah masakan Indonesia, asal-mula rijsttafel
adalah sejarah kolonial. Pada masa kolonial Hindia Belanda, para penguasa dan
orang kaya Belanda menciptakan perjamuan ini sebagai sarana untuk menikmati
beraneka ragam makanan Nusantara dalam satu kesempatan, sekaligus untuk membuat
para tamu terkesan dengan memamerkan kekayaan dan kemakmuran koloninya nan
eksotik.
sumber
0 Comments:
Post a Comment