waru - www.healthnote25.com |
Waru
atau baru (Hibiscus tiliaceus, suku kapas-kapasan atau Malvaceae), juga dikenal
sebagai waru laut, dan dadap laut (Pontianak) telah lama dikenal sebagai pohon
peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai.
Walaupun tajuknya tidak
terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak
jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru dapat diperbanyak dengan distek. Namun,
aslinya tumbuhan ini diperbanyak dengan biji. Memakai stek untuk
perkembanganbiakan waru agak sulit, karena tunas akan mudah sekali terpotong.
Waru masih semarga dengan
kembang sepatu. Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik barat namun
sekarang tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan berbagai
nama: hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Tewalpin, Sea
Hibiscus, atau Coastal Cottonwood dalam bahasa Inggris.
Di Indonesia tumbuhan ini
memiliki banyak nama seperti: baru (Gayo, Belitung, Md., Mak., Sumba, Hal.);
baru dowongi (Ternate, Tidore); waru (Sd., Jw., Bal., Bug., Flores); haru,
halu, faru, fanu (aneka bahasa di Maluku); dan lain-lain.
0 Comments:
Post a Comment